Minggu, 31 Juli 2011

MAKALAH

PERENCANAAN




Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Perbekalan

Dosen : Drs. Ignatius Wagimin, MSi



















Disusun oleh :




BKK PAP kelas A

JANAR TETA K7407188





























PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

BAB I

PENDAHULUAN




A. LATAR BELAKANG MASALAH

Organisasi merupakan suatu system dari usaha kerja sama dari sekelompok orang yang terkait secara formal untuk mencapai tujuan. Dalam suatu organisasi terdapat aktivitas - aktivitas yang sangat kompleks untuk mendukung kelancaran pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Aktivitas – aktivitas tersebut diantaranya meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Aktivitas diantara aktivitas – aktivitas tersebut adalah perencanaan. Perencanaan merupakan suatu proses pemikiran rasional dan penetapan secara tepat mengenai berbagai macam hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan dating dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa adanya sebuah perencanaan yang baik maka aktivitas maka aktivitas yang lain tidak akan berjalan dengan lancer.

Dalam perencanaan terdapat unsur – unsur diantaranya yaitu : 1. Pemikiran rasional mengenai dugaan, pemikiran atau perhitungan untuk masa datang, 2. Pemikiran rasional itu tidak dibuat atas dasar khayalan belaka, tetapi berdasar pada fakta atau data yang objektif, 3. Persiapan atau tindakan pendahuluan untuk kegiatan yang akan datang, 4. Tujuan. Dengan adanya unsur – unsur tersebut menjadikan perencanaan merupakan aktivitas yang sangat penting dalam suatu organisasi atau badan.


































B. RUMUSAN MASALAH




Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apa arti pentingnya suatu perencanaan dalam manajemen perbekalan ?

2. Bagaimana syarat – syarat perencanaan yang baik dalam manajemen perbekalan ?

3. Apa manfaat perencanaan dalam manajemen perbekalan ?




C. TUJUAN DAN MANFAAT




Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui arti pentingnya uatu perencanaan dalam manajemen perbekalan

2. Untuk mengetahui bagaimana syarat – syarat perencanaan yang baik dalam suatu

Manajemen Perbekalan.

3. Untuk mengetahui manfaat perencanaan dalam manajemen perbekalan.

Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah :

Untuk menambah khasanah pengetahuan dan wawasan tentang fungsi perencanaan dalam manajemen perbekalan.




















































BAB II

LANDASAN TEORI




A. PENGERTIAN PERENCANAAN




Perencanaan merupakan suatu proses pemikiran rasional dan penetapan secara tepat mengenai berbagai macam hal yang akan dikerjakan dimasa yang mendatang, dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada pendapat lain tentang pengertian perencanaan yakni proses dasar dimana menejemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya.




B. BENTUK – BENTUK PERENCANAAN




Bentuk – bentuk perencanaan antara lain :

1. Program

Merupakan tahap – tahap dalam penyelasaian suatu pekerjaan yang dilakukan secara berurutan.

2. Standar

Norma yang telah ditetapkan sebagai alat ukur terhadap hasil yang akan dicapai.

3. Anggaran

Suatu rencana tentang penggunaan dan pemanfaatan sumber Daya ( uang dan tenaga ) yang tersedia.

4. Acara

Merupakan kebijaksanaan dan prosedur rumit yang biasanya diperkuat dengan anggaran modal dan anggran – anggaran pengusahaan yang diperlukan.

5. Siasat

Merupakan rencana yang disusun sebagai taktik melawan rencana lembaga organisasi, perusahaan pesaing.

6. Metode

Cara tertentu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

7. Kebijaksanaan

Pernyataan umum yang menuntun, menyalurkan pemikiran, pengambilan keputusan para petugas bawahan diberbagai bagian dalam suatu negara.

8. Prosedur

Merupakan rencana karena bersangkutan dengan pemilihan suatu cara bertindak dan berlaku untuk kegaiatan – kegiatan diwaktu yang akan datang.

9. Peraturan

Cermin suatu keputusan yang diambil terlebih dahulu oleh seorang pemimpin lembaga atau organisasi agar suatu tindakan devinitive, kadang dalam situasi tertentu, dijalankan dengan cara tertentu pula.




C. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMBATASI PERENCANAAN

Faktor – faktor yang mempengaruhi perencanaan antara lain :

1. Ketidakpastian masa depan

2. Perencanaan yang dihasilkan tidak memenuhi syarat sebagaimana mestinya.

3. Perencanaan tidak bersifat luwes.

4. Rencana disusun dari apa saja, sehingga tidak dimengerti oleh para bawahan yang

melaksanakannya.

5. Kurangnya pengawasan terhadap pelaksanaan rencana sehingga terjadi berbagai

penyimpangan atau penyelewengan.























































BAB III

PEMBAHASAN




1. Perencanaan dalam Manajemen Logistik

Untuk dapat memperkembangkan perubahan-perubahan ke arah keadaan yang lebih baik, mutlak perlu adanya cara yang berencana, yang memuat keinginan dan usaha dasar dalam bentuk rumusan dasar dan pedoman guna suatu tujuan.

Perencanaan untuk kebutuhan yang akan datang terkadang dihadpkan dengan hal-hal yang tidak pasti. Karena itu perencana atau perancang hendaknya juga memperhatikan sebaiknya

ketidaktentuan dan perubahan dikemudian hari membuat perencanaan menjadi satu keharusan. Hari depan penuh ketidak pastian sehingga setiap keputusan harus dipikirkan.

• Untuk merumuskan perhatian kepada sasaran.

Karena setiap perencanaan ditunjukan kearah pencapaian sasaran, maka tindakan perencanaan itu sendiri memusatkan perhatian penuh kepada sasaran tersebut.

• Untuk memperoleh operasi yang ekonomis

Perencanaan sangat meminimkan biaya karena memberi tekanan kepada operasi yang efisien dan segi ketepatan.

• Untuk memudahkan pengawasan.

Para manajer pimpinan tidak bisa memeriksa jalannya pekerjaan bawahan tanpa mempunyai tujuan dan program sebagai ukuran. Pengawasan tidak akan dapat dilakukan tanpa rencana untuk dipakai sebagai standar.




Perencanaan sangatlah penting karena perencanaan merupakan fungsi dasar atau fundamental manajemen, yaitu POAC (planing, organizing, actuating, and controling). Dari situ saja sudah terlihat perencanaan menduduki urutan pertama. Artinya sebelum Organizing, Actuating, dan Controlling dilakukan terlebih dahulu membuat perencanaan.

Bahkan pentingnya perencanaan antara lain :

a) Dengan perencanaan tujuan organisasi dapat terarah.

b) Dengan perencanaan suatu aktivitas lembaga, organisasi usaha dapat diarahkan kepada suatu tujuan yang telah ditetapkan.

c) Dengan adanya perencanaan membantu efisiensi kerja.

d) Perencanaan membantu menentukan tindakan yang mambawa kepada tujuan.

e) Perencanaan dapat membantu menghindari kesalahan dalam usaha.

f) Perencanaan dapat menghemat tenaga manajemen.




2. Syarat – syarat perencanaan yang baik dalam suatu organisi

Suatu perencanaan dikatakan baik, apabila dibuat berdasarkan fakta yang konkrit dan dilakukan secara bersama – sama diantara orang – orang yang ada di dalam organiasi. Suatu perencanaan yang dapat menghasilkan suatu rencana yang baik, apabila dilakukan berdasarkan parinsip – prinsip yang meliputi 5W dan 2H. Yang berarti bahwa dalam perencanaan itu harus mampu memberikan jawaban tujuh pertanyaan sebagai berikut :

a) What ( apa ) yang harus dikerjakan, dalam pertanyaan ini harus memuat penjelasan dan perincian kegiatan dan perincian kegiatan yang dibutuhkan atau faktor – faktor produksi yang diperlikan untuk melaksanakan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan yang diingainkan.

b) Where ( daimana ) pekerjaan itu harus dilaksanakan, dalam pertanyaan ini harus memuat penjelasan tentang lokasi fisik damana setiap pekerjaan harus dikerjakan. Sehingga dengan dengan demikian segenap alat dan fasilitas yang diperlukan dapat disediakan pada tempat yang telah ditentukan.

c) When ( kapan ) pekerjaan itu dikerjakan, dalam pertanyaan ini harus memuat jawaban mengenai dimualai dan diakhirinya suatu pekerjaan baik untuk tiap – tiap bagian maupun untuk keseluruhan. Dan bilamana perlu dikemukakan pula tentang standar waktu untuk sesuatu jenis pekerjaan.

d) Who ( siapa ) yang tepat melaksanakan pekerjaan, dalam pertanyaan ini harus memuat penjelasan tentang kualifikasi orang yang akan melaksanakan, baik mengalami pengalaman, kemampuan, pendidikan, dan sebagainya.

e) Why ( mengapa ) pekerjaan itu harus dilakukan, dalam hal ini memuat penjelasan atau deskripsi mengapa pekerjaan ini harus dilakukan, dan mengapa tujuan itu harus dicapai.

f) How ( bagaimana ) cara mengerjakannya, dalam hal ini memuat penjelasannya tentang tehnik atau metode pelaksanaan pekerjaan.

g) How ( bagaimana ) dengan biaya yang diperlukan untuk pekerjaan itu, memuat tentang ongkos atau anggaran belanja yang diperlukan ( budget ), serta alokasinya kedalam masing-masing pos anggaran.




3. Manfaat perencanaan dalam suatu organisasi

Dalam sebuah organisasi, dengan melakukan perencanaan kita akan memperoleh banyak manfaat antara lain sebagai berikut :

a) Membantu kita untuk segara menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan sekeliling kita.

b) Membantu kita untuk memahami keseluruhan gambaran operasi secara lebih jelas.

c) Membantu penempatan tanggung jawab yang lebih tepat.

d) Memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara berbagai bagian organisasi.

e) Membuat tujuan lebih khusus, rinci, dan lebih mudah dipahami.

f) Meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.

g) Menghemat waktu, usaha, dan dana.

Disamping manfaat, perencanaan juga mempunyai kelemahan sebagai berikut :

a) Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kondisi nyata.

b) Perencanaan cenderung menunda kegiatan.

c) Perencanaan mungkin terlalu membatasi management untuk berinisiatif dan berinovasi.

d) Kadang-kadang hasil yang paling baik di dapat oleh penyelesaian situasi individual dan penanganan setiap masalah pada saat masalah itu terjadi.

e) Ada rencana-rencana yang diikuti dengan cara-cara yang tidak konsisten.










BAB IV

PENUTUP




KESIMPULAN




Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan. Perencanaan dilakukan untuk mencapai :

1. Protective Benefit

Perencanaan yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.

2. Positive Benefit

Perencanaan ini dalam bentuk meningkatnya kesuksesan pencapaian tujuan dalam suatu organisasi.

Selain itu ada empat fungsi perencanaan, yaitu :

a) Untuk mengimbangi ketidaktentuan dan perubahan.

b) Untuk memusatkan perhatian kepada sasaran.

c) Untuk memperoleh operasi yang ekonomi.

d) Untuk memudahkan pengawasan.




Perencanaan sangatlah penting karena perencanaan merupakan fungsi dasar atu fundamental manajemen yaitu POAC (planing, organizing, actuating, and controling). Bahkan ketiga fungsi dasar manajemen harus juga direncanakan.

Selain itu pentingnya perencanaan antara lain :

a. Dengan perencanaan tujuan organisasi dapat terarah.

b. Dengan perencanaan suatu aktivitas lembaga, organisasi usaha dapat diarahkan kepada suatu tujuan yang telah ditetapkan.

c. Dengan adanya perencanaan membantu efisiensi kerja.

d. Perencanaan membantu menentukan tindakan yang mambawa kepada tujuan.

e. Perencanaan dapat membantu menghindari kesalahan dalam usaha.

f. Perencanaan dapat menghemat tenaga manajemen

Perkembangan Peserta Didik

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T. karena dengan rahmat-nya penulis dapat menyusun makalah ini dengan judul “Perkembangan Peserta Didik”. Penyusunan tugas ini diharapkan dapat dikaji mengenai pertumbuhan dan perkembangan peserta didik dengan karakteristiknya untuk membentuk lingkungan anak sehingga dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimiliki. Dengan demikian dapat dicapai pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan.
Penyusunan tugas ini masih terdapat banyak kekurangannya, baik dari segi sistematika penulisan, isinya maupun dari segi lainnya. Maka dari itu, ada baiknya tugas ini diberi saran dan kritik dari pembaca supaya dapat diperbaiki dan dapat dilengkapi menjadi makalah yang lebih baik lagi.


Penulis















DAFTAR ISI

Halaman Judul ………………………………………………………….
Kata Pengantar ………………………………………………………….
Daftar Isi ………………………………………………………………..

Bab I Pendahuluan …………………………………………………… i
ii
iii

1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………... 1

Bab II Karakteristik dan Perbedaan Individu …………………………
3
A. Individu dan Karakteristiknya ……………………………..
B. Perbedaan Individu ………………………………………...
C. Aspek-aspek pertumbuhan dan Perkembangan Individu …. 3
4
5
Bab III Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja …………………….. 7
A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan ……………...
B. Tugas-Tugas Perkembangan ………………………………
C. Hukum-Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan ………...
D. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja …..
E. Jenis-jenis Kebutuhan Remaja dan Pemenuhannya ……….
F. Permasalahan Penyesuaian diri Remaja …………………... 7
7
8
9
9
11
Bab IV A. Kesimpulan ……………………………………………….
B. Saran …………………………………………………….. 12
10

Daftar Pustaka









BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk yang kompleks dengan berbagai macam kondisi yang dimilikinya. Manusia sebagai peserta didik harus ditempatkan dalam keadaan yang utuh, artinya sebagai pribadi dengan sikap individu dan sosial, sebagai kesatuan jasmani, dan sebagai makhluk Tuhan. Individu (manusia) akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan hingga batas akhir. Melalui pertumbuhannya yang menyangkut fisik dan perkembangan nonfisiknya, manusia akan memiliki karakteristik yang berbeda antara individu yang satu dengan lainnya.
Perbedaan karakteristik itulah yang menyebabkan perlunya dipelajari dan dipahami mengenai seluk beluk yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia sebagai peserta didik. Sehingga nantinya dapat dibentuk lingkungan pendidikan di berbagai aspek kehidupan yang dapat merangsang potensi yang dimilikinya untuk berkembang. Pada akhirnya akan diperoleh upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi para peserta didiknya dalam mengembangkan dirinya di berbagai bidang kehidupan.
Dalam tugas ini, dapat diidentifikasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah pendidikan anak. Masalah-masalah yang diidentifikasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak hingga mencapai remaja.
Masalah-masalah yang dapat dirumuskan antara lain :
1) Apa perlunya mempelajari dan memahami pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
2) Bagaimana upaya-upaya dalam menangani peserta didik sesuai dengan proses pertumbuhan dan perkembangannya.
3) Apa saja tugas-tugas setiap peserta didik dalam mengembangkan dirinya dalam kehidupan pribadi, pendidikan, dan bermasyarakat.
Tujuan yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah :
• Untuk mengetahui pentingnya mempelajari pertumbuhan dan perkembangan anak dalam bidang pendidikan.
• Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang pertumbuhan dan perkembangan anak hingga remaja.
• Untuk menyesuaikan diri dalam menghadapi peserta didiknya mengenai masalah-masalah yang dihadapi dengan upaya-upaya penyelesaiannya.
Adapun manfaat penulisan adalah :
• Dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak hingga remaja.
• Dapat mengatasi permasalah-permasalahan yang dialami oleh peserta didiknya.
• Dapat mengembangkan pribadi anak untuk menjadi individu yang dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.


















BAB II
PERMASALAHAN


A. Individu dan Karakteristiknya
1. Pengertian Individu
Manusia telah menjadi salah satu objek filsafat sejak dahulu, baik objek formal yang menyangkut hakikat manusia maupun objek material dengan keadaan atau berbagai kondisinya. Maka dari itulah manusia menjadi makhluk yang kompleks.
Manusia dalam kedudukannya sebagai peserta didik haruslah ditempatkan sebagai pribadi yang utuh, sebab sesuai dengan hakikat manusia sebagai kesatuan sifat makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani, dan sebagai makhluk Tuhan sehingga tercipta hubungan keselarasan antara berbagai segi tersebut. Maka manusia adalah pribadi atau individu yang utuh.
Individu mempunyai arti tak dapat dibagi (undivided), tak dapat dipisahkan keberadaannya sebagai makhluk yang kompleks. Jika seseorang berbeda dengan orang lain karena memiliki ciri-ciri tersendiri maka harus dapat dibentuk suatu lingkungan bagi seseorang untuk merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan dapat membawa perubahan mengenai kebiasaan ataupun sikap yang diinginkan dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangannya.
2. Karakteristik Individu
Setiap individu memiliki ciri dan sifat bawaan (heredity) dan sifat yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Semua ciri dan sifat individu tersebut menyangkut faktor biologis maupun faktor sosiologis psikologis dalam kaitannya dengan karakteristik bawah dan karakteristik yang diperoleh dari lingkungan. Karakteristik yang berkaitan dengan perkembangan faktor biologis cenderung lebih bersifat tetap, sedangkan karakteristik yang berkaitan dengan sosial psikologis lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Akhirnya, sesuai dengan faktor-faktor tersebut dapat membentuk suatu pola karakteristik tingkah laku yang dapat menumbuhkan seseorang sebagai individu dengan karakteristik yang berbeda-beda satu sama lainnya.

B. Perbedaan Individu
Dari bermacam-macam aspek perkembangan individu, dikenal dua fakta yang menonjol, yaitu semua manusia memiliki unsur kesamaan dalam pola perkembangannya dan manusia memiliki kecenderungan yang berbeda-beda di dalam pola yang bersifat umum dari warisan pembentuk manusia secara keseluruhan lebih banyak bersifat kuantitatif daripada kualitatif dan dipengaruhi sejauh mana individu yang berbeda akan mewujudkan kualitas perbedaan mereka.
Individu menunjukkan kedudukan seseorang sebagai perseorangan. Setiap individu memiliki sifat individual yang berkaitan dengan perbedaan individual perseorangan. Menurut Landgren, “perbedaan” dalam “perbeaan individual” menyangkut variasi yang terjadi pada aspek fisik dan psikologis.
Perbedaan individu dibedakan ke dalam bidang-bidang berikut :
1. Perbedaan fisik : usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, perbedaan, penglihatan dan kemampuan bertindak
2. Perbedaan social : status ekonomi, agama, hubungan keluarga dan suku
3. Perbedaan kepribadian : watak, motif, minat dan sikap
4. Perbedaan intelegensi dan kemampuan dasar
5. Perbedaan kecakapan atau kepanaian di sekolah.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perbedaan individu, antara lain :
a. Perbedaan Kognitif
Intelegensi (kecerdasan) sangat mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang. Bila semakin tinggi nilai kecerdasan seseorang, semakin tinggi pula kemampuan kognitifnya.

b. Perbedaan Individu dalam Kecakapan Bahasa
Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang menyatakan buah pikirannya yang dipengaruhi faktor kecerdasan dan lingkungan, dan faktor fisik. Melalui pengalaman dan kematangan seseorang dapat mendorong perkembangan anak dalam berbahasa untuk memperlancar atau menghambat kemajuan berbahasa.
c. Perbedaan dalam Kecakapan Motorik
Kecakapan motorik (psikomotorik) merupakan kemampuan melakukan koordinasi kerja syaraf motorik untuk melakukan kegiatan. Kemampuan motorik dipengaruhi kematangan pertumbuhan fisik dan kemampuan berpikir, sehingga dari kemampuan yang berbeda dapat berakibat berbeda pula kecakapan motorik masing-masing.
d. Perbedaan dalam Latar Belakang
Perbedaan latar belakang dan pengalaman seseorang dapat mempengaruhi untuk memperlancar atau menghambat prestasinya. Minat dan sikap individu, kebiasaan dan kecakapan terhadap kebiasaan belajar adalah faktor-faktor perbedaan setiap orang dan dapat berkembang akibat pengaruh lingkungan sehingga memberikan pengaruh yang berbeda-beda.
e. Perbedaan dalam Bakat
Bakat seseorang sejak lahir akan berkembang bila mendapat rangsangan dan pemupukan yang tepat. Dalam pemupukannya, makna pendidikan menjadi penting artinya untuk menumbuhkan bakat yang berbeda-beda dari seseorang.
f. Perbedaan dalam kesiapan Belajar
Anak-anak pada umur yang sama tak selalu mempunyai kesiapan belajar yang sama akibat perbedaan latar belakang keluarga dan lingkungan. Dengan kondisi fisik yang sehat disertai dengan pengalaman-pengalaman dapat membantu kesiapan belajar seseorang.



C. Aspek-aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
Istilah pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan fisik secara kuantitatif. Istilah perkembangan diberi makna untuk menyarakan terjadinya perubahan aspek psikologis dan sosial. Pertumbuhan menyangkut fisik, sedangkan perkembangan meliputi aspek intelek, emosi, sosial, bahasa, bakat khusus, nilai dan moral, dan sikap.
1. Pertumbuhan Fisik
a. Pertumbuhan Sebelum Lahir
b. Pertumbuhan Setelah Lahir
2. Pertumbuhan Nonfisik
a. Kemampuan Intelektual (Berpikir)
b. Emosi
c. Sosial
d. Bahasa
e. Bakat Khusus
f. Sikap, Nilai, dan Moral















BAB III
PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN REMAJA


A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembanan
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung secara interdepensi, artinya berlangsung saling bergantung satu sama lain. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Secara fisiologis, pertumbuhan sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan dimana diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Perubahan-perubahan yang meliputi pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis terbagi menjadi empat kategori utama, yaitu perubahan dalam ukuran, perbandingan, penggantian hal-hal yang lama dan untuk memperoleh hal-hal yang baru.

B. Tugas-tugas Perkembangan
Perkembangan merupakan proses yang menggambarkan perilaku kehidupan sosial psikologis manusia pada posisi yang harmonis dalam lingkungan masyarakat luas dan kompleks. Oleh Havighurt perkembangan dinyatakan sebagai tugas yang harus dipelajari, dijalani, dan dikuasai setiap individu.
Pada jenjang kehidupan remaja, seseorang telah berada pada kehidupan yang kompleks dimana telah banyak menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Para remaja menjalani tugas mempersiapkan diri untuk hidup dewasa, dalam arti mampu menghadapi masalah-masalah, bertindak dan bertanggung jawab sendiri.
Tugas-tugas perkembangan tersebut oleh Havighurst dikaitkan dengan fungsi belajar, karena pada hakikatnya perkembangan kehidupan manusia dipandang sebagai upaya mempelajari norma kehidupan dan budaya masyarakat. Ini dimaksudkan agar mereka mampu menyesuaikan diri dengan baik di dalam kehidupan nyata.
Istilah “dewasa” dapat diartikan dari berbagai segi yang dikenal dari segi fisik, sosial, psikologis dan segi hukum. Dari segi fisik, remaja telah siap untuk melaksanakan tugas-tugas reproduksi. Menurut segi sosial, untuk mengantisipasi dan merencanakan menjadi seorang yang bertanggung jawab bagi kehidupan keluarganya. Menuruut segi hukum, seseorang telah dapat dikenai aturan hukum/harus mempertanggung jawabkan perbuatannya sesuai dengan hukum. Sedangkan secara segi psikologis, seperti pencapaian kebahagiaan, persaingan, dan perang batin yang dapat terjadi karena perbedaan norma masyarakat dalam kehidupan sosial.

C. Hukum-hukum Pertumbuhan dan Perkembangan
Berdasarkan persamaan atau perbedaan pertumbuhan dan perkembangan individu, dapat diperoleh kecenderungan umum dari pertumbuhan dan perkembangan. Terdapat hukum-hukum yang menyangkut hal-hal tersebut, antara lain :
1. Hukum Cephalocoudal
Menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagian kepala tumbuh lebih matang dari bagian lain. Proporsi bagian kepala dengan rangka tubuhnya mula-mula kecil dan menjadi semakin besar.
2. Hukum Proximodistal
Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh pusat seperti organ-organ dalam lebih vital daripada alat-alat gerak.
3. Perkembangan Terjadi dari Umum ke Khusus
Setiap manusia terjadi proses perkembangan dari umum ke khusus. Anak lebih dahulu dapat menggerakkan tangan dan kakinya, dari segi kemampuan dan emosi akan berkembang meningkat.
4. Perkembangan Sesuai Tahapan-tahapannya
Pada setiap masa perkembangannya, terdapat cirri-ciri perkembangan manusia yang berbeda-beda. Tahapan perkembangan manusia itu antara lain masa jabanga bayi, masa bayi, masa anak prasekolah, masa sekolah, remaja, dewasa, dan masa tua.
5. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
Tahapan perkembangan akan berlangsung berurutan dan bias berlaku secara umum. Cepat lambatnya perkembangan, menampilkan perbedaan suatu individu. Ritme yang jelas tampak pada kematangan fungsi-fungsi tubuhnya.

D. Jenis-jenis Kebutuhan Remaja dan Pemenuhannya
Sebagai makhluk psiko-fisik, manusia memiliki kebutuhan fisik dan psikologis serta kebutuhan individu dan sosial kemasyarakatan. Dalam proses pertumbuhannya menjadi dewasa, kebutuhan sosial psikologis semakin banyak daripada kebutuhan fisiknya untuk mencapai keseimbangan hidup. Kegiatan remaja didorong oleh kebutuhan jasmaniah, psikologis, ekonomi, sosial, poliitik, penghargaan dan aktualisasi diri.
Pemenuhan kebutuhan fisik (organik) seperti makan, minum, bernapas, dan seksual, merupakan tugas pokok untuk mempertahankan hidupnya. Bila tidak akan berpengaruh pada kehidupan pribadi dan perkembangan psiko sosial individu. Selain pemenuhan kebutuhan fisik, diperlukan juga kebutuhan nonfisik seperti kebutuhan emosional (mendapatkan simpati orang lain) dan kebutuhan berprestasi (mengembangkan kemampuan).

E. Konsep dan Proses Penyesuaian Diri
1. Pengertian Penyesuaian Diri
Penyesuaian dapat diartikan sebagai berikut :
 Penyesuaian berarti adaptasi; dapat mempertahankan eksistensinya dan memperoleh kesejahteraan individu ataupun sosial.
 Penyesuaian diartikan sebagai konformitas untuk menyesuaikan sesuatu dengan standar tertentu.
 Penyesuaian diartikan sebagai penguasaan kemampuan berencana dan mengorganisasi respon-respon tertentu.
 Penyesuaian berarti penguasaan dan kematangan emosional.
Dengan demikian, penyesuaiannya adalah usaha manusia mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan lingkungan.
2. Proses Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri adalah proses individu mendapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai lingkungan. Penyesuaian juga merupakan proses kea rah hubungan harmonis antara tuntutan internal dan eksternal. Proses penyesuaian diri dapat memunculkan konflik, tekanan, dan frustasi karena didorong/motivasi meneliti kemungkinan perilaku membebaskan diri dari ketegangan.
Terdapat pola dasar atau elemen-elemen dalam menghadapi penyesuaian sehari-hari, yaitu motivasi, frustasi karena terhalangnya keinginan, variasi respon, dan pemecahannya. Motivasi mengambil variasi bentuk, selanjutnya diarahkan pada frustasi oleh aspek yang nyata. Individu berhasil menyesuaiakan diri bila dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar sesuai lingkungan.
3. Penentu dalam Proses Penyesuaian Diri
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri, antara lain penentu psikologis, penentu lingkungan, dan penentu kultural dan agama.
a. Penentu psikologis pada penyesuaian diri meliputi pengalaman, proses belajar, determinasi diri, dan konflik serta penyesuaiannya.
b. Lingkungan sebagai penentu penyesuaian diri meliputi pengaruh rumah dan keluarga, hubungan orang tua dan anak, hubungan saudara, masyarakat, dan sekolah.
c. Kultural dan agama sebagai penentu, meliputi tata kehidupan budaya dan agama.

F. Permasalahan Penyesuaian Diri Remaja
Persoalan remaja yang dapat menghambat penyesuaian dirinya dalah hubungan remaja dengan orang dewasa (orang tua). Tingkat penyesuaian diri remaja dan pertumbuhannya tergantung pada sikap orang tuanya dan suasana psikologi serta sosial dalam keluarga.
Permaslahan penyesuaian diri tersebut dapat menghambat perkembangannya, seperti adanya penolakan dan sikap otoriter orang tua kepada anak, suara psikologis seperti keretakan rumah tangga, dan sebagainya. Remaja seperti itu dapat menyebabkan ketergantungan kepada orang tua, dapat menentang kekuasaan orang tua, mengalami masalah emosi dan kurang pekanya dalam menerima kehidupan sosial kemasyarakatan.

















BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah yang berjudul “Perkembangan Peserta Didik” adalah bahwa setiap individu akan tumbuh dan berkembang sesuai dengan proses-proses yang terbentuk dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Setiap individu akan terbentuk karakteristik yang berbeda dengan yang lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu dipahami tentang pertumbuhan dan perkembangan individu terlebih dahulu. Maka lingkungan yang sesuai bagi para peserta didiknya akan sangat berguna untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik, khususnya dalam dunia pendidikan.

B. Saran
Setiap peserta didik dengan karakteristik yang berbeda, seharusnya diatasi dengan menumbuhkan lingkungan yang sesuai. Seperti penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang, proses belajar dan mengajar yang sesuai, dan lingkungan yang mendukung. Jadi, setiap peserta didik harus diperlukan sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.











DAFTAR PUSTAKA

Cony Semiawan, Unit Munandar, 1990, Memupuk Bakat dan Kreativitas Sistem Sekolah Menengah Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta : Gramedia.

Piet A. Sehertian, 1994. Profil Pendidikan Profesional. Yogyakarta : Andi Offset.

Sunarto dan Hartono, Agung. 1999. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Rineka Cipta.

www.goggle.com
www.yahoo.com




















PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK



Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Ilmu Sosial


















Disusun Oleh :
Nama : Jenar Teta
NIM : K 7407188
Program : Pendidikan Ekonomi
Jurusan : Pendidikan Ilmu Sosial







FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2008