Rabu, 03 Agustus 2011

sebuah karya

lamanya sebuah pengapdian tidak selalu jadi ukuran untuk menentukan arah sebuah hal yang menafikkan jiwa ketika kita berfikir bertindak karena pikiran, pikiran adalah lamunnya khayalan yang tidak terhenti untuk memacu keasaan. Dari mana pikiran itu membuat kita berada pada jalan yang tepat arah. pikiran berjalan sesuai dengan logika yang ada, hubungan sebab akibat yang mendasarinya untuk menentukan arah. Pikiran yang bagamana yang mampu menuntun kita untuk tidak berblik arah saat dipersimpangan. Menjadikan orang lain menjadi berfikir karena keadaan bukan menjadikan keadaan itu menjadi serba mudah. Terbentuk dan terbangun opini mengenai apa yang ada dihadapan kita untuk diinterpretasikan oleh orang lain sesuai dengan kemampuan berfikir orang itu. Mana yang disebut benar dan apa yang dikatakan sebagai suatu yang salah hanyalah buntut dari pengakuan pikiran dengan dorongan nurani. Berapa lama pikiran membelenggu kalian dalam bayangan kerakutan dan kekhawatiran sehingga menimbulkan ragu. Dari padanya lampu yang bersinar terang menjadi mati dan tidak menyinari lagi. Mari kita pijarkan lampu itu bukan untuk u atau untuk q, tapi untuk kita untuk semua yang masih mempercayai hati sebagai bagian yang penting untuk diperjuangkan. Meratapi nasip bukanlah suatu yang salah hanya saja nasip itu kita yang menentukan, bukanya sombong atau congkak degan daya kita namun menentukan jalan dan berjalan itu adalah dengan kaki kita sendiri. Pandangan luas yang menyempit atatu pandangan sempit yang meluas bukan suatu yang perlu diulas dari sebuahpemikiran yang rumit. Disederhanakan saja dengan hati. Mana yang hati dimana yang berhati membuat sebuah hati dan menghatikan hati - hati, ini bukan mengenai sesuatu yang mesti dicerna dengan pemikiran cukup dengan pengertian hati.Kaki lima kaki sepuluh kaki depalan juga kaki sembilan apakah itu menggoyankan kaki kaki yang telah berdiri, melangakan dan menentukan arah. Aral tentu akan ada dalam sebuah perjalanan. Bayangkan saja andai mau berangkat kesekolah kita melewati berapa banya k lubang jalan dan kerikil, kalau dihitung pasti susah karena kita lewat jalan yang beraspal dan aspal itu kan dari kerikil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar