Rabu, 03 Agustus 2011

sebuah karya

lamanya sebuah pengapdian tidak selalu jadi ukuran untuk menentukan arah sebuah hal yang menafikkan jiwa ketika kita berfikir bertindak karena pikiran, pikiran adalah lamunnya khayalan yang tidak terhenti untuk memacu keasaan. Dari mana pikiran itu membuat kita berada pada jalan yang tepat arah. pikiran berjalan sesuai dengan logika yang ada, hubungan sebab akibat yang mendasarinya untuk menentukan arah. Pikiran yang bagamana yang mampu menuntun kita untuk tidak berblik arah saat dipersimpangan. Menjadikan orang lain menjadi berfikir karena keadaan bukan menjadikan keadaan itu menjadi serba mudah. Terbentuk dan terbangun opini mengenai apa yang ada dihadapan kita untuk diinterpretasikan oleh orang lain sesuai dengan kemampuan berfikir orang itu. Mana yang disebut benar dan apa yang dikatakan sebagai suatu yang salah hanyalah buntut dari pengakuan pikiran dengan dorongan nurani. Berapa lama pikiran membelenggu kalian dalam bayangan kerakutan dan kekhawatiran sehingga menimbulkan ragu. Dari padanya lampu yang bersinar terang menjadi mati dan tidak menyinari lagi. Mari kita pijarkan lampu itu bukan untuk u atau untuk q, tapi untuk kita untuk semua yang masih mempercayai hati sebagai bagian yang penting untuk diperjuangkan. Meratapi nasip bukanlah suatu yang salah hanya saja nasip itu kita yang menentukan, bukanya sombong atau congkak degan daya kita namun menentukan jalan dan berjalan itu adalah dengan kaki kita sendiri. Pandangan luas yang menyempit atatu pandangan sempit yang meluas bukan suatu yang perlu diulas dari sebuahpemikiran yang rumit. Disederhanakan saja dengan hati. Mana yang hati dimana yang berhati membuat sebuah hati dan menghatikan hati - hati, ini bukan mengenai sesuatu yang mesti dicerna dengan pemikiran cukup dengan pengertian hati.Kaki lima kaki sepuluh kaki depalan juga kaki sembilan apakah itu menggoyankan kaki kaki yang telah berdiri, melangakan dan menentukan arah. Aral tentu akan ada dalam sebuah perjalanan. Bayangkan saja andai mau berangkat kesekolah kita melewati berapa banya k lubang jalan dan kerikil, kalau dihitung pasti susah karena kita lewat jalan yang beraspal dan aspal itu kan dari kerikil.

. . . . . . . . .. . . .

Angan Debur Emosi
Bersatu dalam diri
Maka Setiap akan terucap adalah benci
Jiwa ini tandu mengapa tidak duduk saja semua
hanya karena cinta adalah ratu

Senin, 01 Agustus 2011

MAKALAH KEARSIPAN


BAB I
PENDAHULUAN
Arsip sebagai salah satu sumber informasi yang memiliki fungsi yang sangat penting untuk menunjang proses kegiatan yang dilakukan dalam sebuah organisasi maupun intansi. Data kearsipan sangat diperlukan bagi setiap intansi pemerintah maupun swasta demikian juga dengan kecamatan Miri, Sragen.
A.                Latar Belakang Masalah
            Sebuah instansi pemerintahan atau swasta dalam melakukan suatu pekerjaan dan kegiatan pelayanan terhadap masyarakat memerlukan data dan informasi salah satunya adalah data kearsipan. Data kearsipan sangat diperlukan bagi setiap instansi pemerintah maupun swasta demikian juga dengan kecamatan Miri, Sragen. Salah satu kunci dari kelancaran organisasi perkantoran terletak pada pengelolaaan data kearsipan yang sistematis, sederhana, dan efisien. Pengelolaaan data kearsipan sangat penting agar sewaktu – waktu apabila arsip diperlukan dapat diketahui persis keberadannya dan dapat dengan mudah serta cepat ditemukan. Karena arsip merupakan pusat dokumentasi dari suatu kegiatan yang telah berlangsung dan tempat mencari berbagai keterangan yang diperlukan bagi tindakan atau putusan yang akan datang dalam suatu instansi. Oleh karena itu, pengelolaan data kearsipan yang meliputi penyimpanan, pemeliharaan, dan penggunaan arsip merupakan hal yang mutlak diperlukan. Pada awalnya orang mengenal arsip hanya setumpuk kertas yang tidak berharga. Tapi sekarang arsip merupakan hal yang penting dalam sebuah kantor atau instansi, baik instansi pemerintah atau intansi swasta. Arsip tidak hanya berupa kertas tetapi juga dapat berupa film, kaset, slide, video, disket, dan foto copy yang disimpan serta dipelihara selama diperlukan jangka waktu tertentu.
B. Identifikasi Masalah
            Dari latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya, arsip sedemikian penting bagi penunjang kegiatan dalam organisasi atau instansi, maka dari itu penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara penyimpanan dan pemeliharaan arsip yang dilakukan oleh kecamatan Miri, Sragen.
2. Bagaimana cara penilaian, pemindahan dan pemusnahan arsip yang dilakukan oleh kecamatan Miri, Sragen.
3. Bagaimana sistem kearsiapan yang diterapkan oleh kecamatan Miri, Sragen.
C. Rumusan Masalah
            Rumusan masalah merupakan inti dari permasalahan yang penulis akan kembangkan lebih luas pada bab – bab selanjutnya, sehingga dengan adanya rumusan masalah tersebut penulis akan lebih mudah serta terfokus dalam menyelesaikan permasalahan Tugas Akhir ini, adapun rumusan masalah tersebut adalah mempelajari pengelolaan data kearsipan pada kecamatan Miri, Sragen.
D. Pembatasan Masalah
            Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam pembahasan Tugas ini, maka sangat dibutuhkan kesimpulan yang tepat dan jelas. Masalah yang menjadi batasan dalam penulisan Tugas ini yaitu pengelolaan data kearsipan yang dilakukan kecamatan Miri, Sragen.
E. Maksud dan Tujuan
            Maksud dari penulisan Tugas ini adalah untuk menjelaskan upaya penanganan dan pengelolaan kearsipan yang dilakukan oleh kecamatan Miri, Sragen.
F. Metode Penulisan
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis menggunakan metode pengembangan proyek. Dalam pengumpulan data atau informasi itu sendiri penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1. Wawancara (Interview)
Adalah pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dengan melakukan tanya jawab (interview) kepada pihak yang berwenang di Kecamatan Cibungbulang tersebut.
2. Pengamatan (Observasi)
Penulis melakukan tinjauan langsung guna mengetahui keadaan sebenarnya dan sistem pengarsipan yang dilakukan oleh Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor.
3. Kepustakaan
Suatu metode yang dilakukan penulis dengan mengambil dari berbagai sumber yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas.
G. Waktu Dan Tempat
1. Waktu
Waktu pelaksanaan observasi dimulai dari tanggal 16 Maret
2. Tempat
Penulis mengambil tempat di kantor Kecamatan
KANTOR KECAMATAN MIRI
Jl. KARTINI No.1 MIRI, GEMOLONG, SRAGEN 57276












BAB II
LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN KEARSIPAN
Kearsipan adalah suatu proses mulai dari penciptaan, penerimaan, pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan dan perawatan serta penyimpanan warkat menurut sistem tertentu. Saat dibutuhkan dapat dengan cepat dan tepat ditemukan. Bila arsip-arsip tersebut tidak bernilai guna lagi, maka harus di musnahkan.
 
B. PERAN KEARSIPAN
            Kearsipan memegang peranan penting bagi kelancaran jalannya organisasi, yaitu sebagai sumber informasi dan sebagai pusat ingatan bagi organisasi. Mengingat arti pentingnya pemerintah Indonesia menaruh perhatian yang cukup besar terhadap kearsipan. Hal ini terbukti dengan diperlukannya beberapa peraturan perundangan yang mengatur tentang kearsipan Nasional. Adapun keunggulan dan fungsi yang dapat dilihat dari system penanganan kearsipan setiap organisasi, yaitu:   
1)     Aktifitas kantor/organisasi akan berjalan dengan lancar.
2)     Dapat dijadikan bukti-bukti tertulis apabila terjadi masalah.
3)     Dapat dijadikan sebagai sarana komunikasi secara tertulis
4)     Dapat dijadikan bahan dokumentasi
5)     Dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya
6)    Sebagai alat pengingat
7)    Sebagai alat penyimpanan warkat
8)    Sebagai alat bantu perpustakaan diorganisasi apabila memiliki perpustakaan
9)    Merupakan bantuan yang berguna bagi pimpinan dalam menentukan kebijaksanaan organisasi
10)  Kearsipan berarti penyimpanan secara tetap dan teratur warkatwarkat penting mengenai kemajuan organisasi.
BAB III
PEMBAHASAN

Dalam perkembangan dan kemajuan manajemen Dokumentasi sekarang ini hampir dapat dipastikan bahwa segala sesuai tergantung kepada warkat/dokumen. Baik itu didunia perusahaan pemerintahan atau swasta. Warkat dianggap sangat berperan penting dalam proses kegiatan organisasi.
Dari segi pengelolaan arsip yang berfungsi sebagai inti dari sebuah kegiatan setiap organisasi dan berguna membantu bagi pimpinan untuk menentukan kebijaksanaan. Perusahaan/organissasi kearsipan berarti penyimpanan secara tetap dan teratur warkat-warkat penting mengenai kemajuan sistem perusahaan. Cara menglola arsip di kecamatan Miri, Sragen adalah :
a.       Dimasukkan/dicatat dalam buku agenda baik dalam buku agenda masuk maupun buku agenda keluar.
b.      Dipilah-pilahkan sesuai dengan bidang dan materi, baik yang arsip pasif maupun arsip aktif maupun asif.
c.       Disimpan dalam tempat penyimpanan dengan maksud dapat di temukan sewaktu – waktu dengan mudah.
o   Arsip dinamis yang dipergunakan secara langsung dalam pelaksanaan, peyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan secara langsung dalam administrasi negara. Contoh Arsip pasif       : undangan.
o   Arsip statis yang tidak dipergunakan secara langsung untuk perencanaan pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau dipergunakan secara langsung maupun untuk penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara. Contoh : Arsip aktif            : surat yang berlanjut dan bercabang ( surat yang perlu di tindak lanjut).
Sistem yang digunakan dalam tata kearsipan di kantor ini adalah :
Penerimaan surat dan atau pengeluaraan surat dikantor melalui kepala sub bagian umum.
Maksudnya adalah :
a.       Surat masuk di agenda oleh bagian umum. Kemudian disampaikan kepada camat untuk mendapatkan diposisi atau perintah. Dalam lembar diposisi, kemudian oleh bagian umum didistribusikan atau dibagikan kepada para kasi sesuai dengan materi surat masuk tersebut. Misalnya pada bagian kegiatan pemerintahan kekasi pemerintahan, bidang ekonomi pembangunan ke kasi ekonomi pembangunan, dan lain-lain. Kemudian diarsip oleh kasi-kasi yang bersangkutan.
b.      Surat keluar, surat-surat yang dibuat oleh para kasi-kasi kemudian dihimpun oleh kasubag umum kemudian dimintakan tandatangan oleh camat, selanjutnya didistribusikan oleh kasubag umum sesuai dengan alamat surat yang dituju. Arsip surat keluar tersebut juga disimpan oleh para kasi. Sedangkan arsip-arsip yang menyangkut disimpan dan diproduksi oleh bendahara.
Sistem penyimpanan arsip di kecamatan Miri, Sragen diantaranya:
1.      Sistem abjad merupakan suatu sistem dan penemuan kembali warkat-warkat berdasarkan abjad
2.      Sistem masalah merupakan suati sistem penemuan dan penyimpanan kembali menurut isi pokok atau perihal surat.
3.      Sistem nomor merupakan pemberian nomor yang terdapat pada folder
4.      Sistem tanggal merupakan penyimpanan surat berdasarkan tanggal, hari, bulan/tahun tanggal dijadikan kode surat.
5.      Sistem Wilayah merupakan menyimpanan berdasarkan daerah/wilayah surat yang diterima.
Peralatan yang dipergunakan dalam bidang kearsipan di kantor ini pada dasarnya sebagian besar sama dengan alat – alat yang dipergunakan dalam bidang ketatausahaan pada umumnya, peralatan yang dipergunakan terutama untuk penyimpanan arsip, terdiri dari :
1. Map
Map yaitu berupa lipatan kertas atau karton manila yang dipergunakan untuk menyimpan arsip.
2. Folder
Folder merupakan lipatan kertas tebal/karton manila berbentuk segi empat panjang yang gunanya untuk menyimpan atau menempatkan arsip, atau satu kelompok arsip di dalam filing cabinet.
3. Guide
Guide adalah lembaran kertas tebal atau karton manila yang dipergunakan sebagai penunjuk atau sekat/pemisah dalam penyimpanan arsip.
4. Filing Cabinet
Filing cabinet (file cabinet) adalah perabot kantor berbentuk persegi empat panjang yang diletakkan secara vertikal (berdiri) dipergunakan untuk menyimpan berkas - berkas atau arsip.
5. Almari Arsip
Almari arsip adalah almari yang khusus digunakan untuk menyimpan arsip.
6. Berkas Kotak (Box file)
Berkas atau box file adalah kotak yang dipergunakan untuk menyimpan berbagai arsip (warkat)
7. Rak Arsip
Rak arsip adalah sejenis almari tak berpintu, yang merupakan tempat untuk menyimpan berkas - berkas atau arsip.
8. Cardex (Card Index)
Cardex adalah alat yang dipergunakan untuk menyimpan arsip yang berupa kartu dengan mempergunakan laci - laci yang dapat ditarik keluar memanjang. Kartu - kartu yang akan disimpan disebelah atas kartu diberi kode agar lebih mudah dilihat.
9. File yang dapat dilihat (Visible reference record file)
Visible reference record file adalah alat yang dipergunakan untuk menyimpan arsip - arsip yang bentuknya berupa leflet, brosur, dan sebagainya.

Sistem ini dilakukan dengan mempertimbangkan manfaat-manfaatnya diantaranya :
a)      Surat masuk maupun keluar dapat terimpan dengan tertip dan baik.
b)      Dapat dengan mudah menemukan bila sewaktu-waktu dicari.
c)      Tersimpan dengan baik dan tidak mudah rusak.
Dengan kata lain asas efisiennya adalah bisa dengan mudah mencari surat arsip yang dibutuhkan dan tidak membinggungkan sehingga timbullahefisiensi dalam mencari surat-surat.
Jenis-jenis arsip di kecamatan Miri, Sragen antaralain :
1.      Arsip surat keputusan.
2.      Arsip buku-buku penting, contoh : buku pedata.
3.      Arsip keuangan.
4.      Arsip data-data, contoh : data penduduk, data wilayah, surst nikah, surat cerai, surat kematian, surat kelahiran, surat pindah.
5.      Arsip surat-surat keluar, contoh :  undangan.
6.      Arsip surat masuk, contoh : surat pemerintahan, surat pensiun
Pengelompokan arsip di kecamatan Miri, Sragen :
1.      Arsip masalah pembangunan,
Macamnya : surat-surat yang menyangkut pembangunan fisik. Contoh : surat pembangunan masjid.
2.      Arsip masalah ekonomi,
Macamnya : masalah peternakan, perikanan, pertanian. Contoh : pemberian bantuan pemerintah kepada masyarakat.
3.      Arsip masalah pemerintahan,
Misalnya : arsip yang menyangkut masalah kependudukan, aparat, kedisiplinan, dan kepegawaian. Contoh : membuat KTP, KK miskin, jumlah penduduk, luas tanah dan lain-lain.
4.      Arsip masalah kesejahteraan rakyat,
Misalnya : arsip suratsurat yang menyangkut tentang kesejahteraan rakyat. Contoh : arsip tentang kemiskinan, KK, bantuan social, kesehatan, pendidikan dan lain-lain.
5.      Arsip masalah keamanan dan ketertiban,
Misalnya : Arsip surat - surat yang menyangkut tentang keamanan dan ketertiban masyarakat. Contoh : posko keamanan lingkungan lain-lainya.
Kendala yang dihadapi dalam mengelola arsip di kecamatan Miri, Sragen  :
1.      Belum ada spesialisasi pekerjaan secara terinci.
2.      Belum ada personil atau pegawai yang menagani secara khusus di bidang arsip.
3.      Belum ada tempat penyimpanan arsip secara khusus dan baik.
4.      Perlengkapan kearsipan yang belum lengkap, masih sederhana dan belum memadai
5.      Penyusutan arsip yang tidak teratur.
Cara mengatasinya adalah dengan cara sistem penyimpanan arsip dipadu/dilaksanakan oleh kepala sub bagian maupun para kasi yang bersangkutan.
Contohnya adalah dengan :
v  Menambah sarana dan prasarana yang menunjang.
v  Dirangkap oleh personil yang lainya.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

Saat ini informasi merupakan tolak ukur kemajuan peradaban suatu bangsa. Ketersediaan informasi sangat menentukan kelancaran manajemen. Salah satu sumber. Informasi penting adalah Arsip. Arsip memiliki berbagai bentuk yang secara prinsip merupakan informasi yang terekam. Karena arsip pada hakikatnya merupakan rekaman dan aktivitas/kegiatan organisasi sebagai pengingat menggantikan keterbatasan ingatan manusia. Pertumbuhan akumulasi arsip akan sejalan dengan pelaksanaan fungsi organisasi, artinya arsip akan terus berkembang dalam jumlah dan jenis medianya sehingga diperlukan fasilitas penyimpanan yang terus berkembang.
. Dalam rangka mengoptimalkan daya dukung terhadap kearsipan, perlu pengelolaan Arsip secara sistematis, yang dilakukan sejak tahap penciptaan, penggunaan dan pemerliharaan dan tahap penyusutan. Arsip yang dikelola secara baik, benar dan sistematis akan memungkinkan tersedianya informasi yang lengkap, dalam waktu cepat, serta pengguna maupun informasi yang tepat. Terciptanya pengelolaan yang baik harus di dukung oleh berbagai elemen dalam suatu organisasi. Selain itu juga harus didukung SDM yang professional, anggaran yang memadai, sarana dan prasarana yang standar, serta system yang baku, aplikatif dan efisien. Selain itu perkembangan teknologi informasi merupakan tantangan yang harus diikuti oleh bidang kearsipan.

PENDEKATAN PEMBELAJARAN CBSA (CARA BELAJAR SISWA AKTIF)


1. Pengertian Pendekatan CBSA
            CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secar fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor. Pendekatan CBSA menuntut keterlibatan mental vang tinggi sehingga terjadi proses-proses mental yang berhubungan dengan aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomolorik. Melalui proses kognitif pembelajar akan memiliki penguasaan konsep dan prinsip. Konsep CBSA yang dalam bahasa Inggris disebut Student Active Learning (SAL) dapat membantu pengajar meningkatkan daya kognitif pembelajar. Kadar aktivitas pembelajar masih rendah dan belum terpogram. Akan tetapi dengan CBSA para pembelajar dapat melatih diri menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Tidak untuk dikerjakan di rumah tetapi dikerjakan dikelas secara bersama-sama.
2. Dasar-Dasar Pemikiran Pendekatan CBSA
            Usaha penerapan dan peningkatan CBSA dalam kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan usaha “proses pembangkitan kembali” atau proses pemantapan konsep CBSA yang telah ada. Untuk itu perlu dikaji alasan-alasan kebangkitan kembali dan usaha peningkatan CBSA dasar dan alasan usaha peningkatan CBSA secara rasional adalah sebagai berikut:
1. Rasional atau dasar pemikiran dan alasan usaha peningkatan CBSA dapat ditinjau kembali pada hakikat CBSA dan tujuan pendekatan itu sendiri. Dengan cara demikian pembelajar dapat diketahui potensi, tendensi dan terbentuknya pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimilikinya. Pada dasarnya dapat diketahui bahwa baik pembelajar. materi pelajaran, cara penyajian atau disebut juga pendekatan-pendekatan berkembang. Jadi hampir semua komponen proses belajar mengajar mengalami perubahan.
Perubahan ini mengarah ke segi-segi positif yang harus didukung oleh tindakan secara intelektual, oleh kemauan, kebiasaan belajar yang teratur, mempersenang diri pada waktu belajar hendaknya tercipta baik di sekolah maupun di rumah. Bukankah materi pelajaran itu banyak, bervariasi dan ini akan memotivasi pembelajar memiliki kebiasaan belalar. Dalam hubungannya dengan CBSA salah satu kompetensi yang dituntut ialah memiliki kemampuan profesional, mampu memiliki strategi dengan pendekatan yang tepat.
2. Implikasi mental-intelektual-emosional yang semaksimal mungkin dalam kegiatan belajar mengajar akan mampu menimbulkan nilai yang berharga dan gairah belajar menjadi makin meningkat. Komunikasi dua arah (seperti halnya pada teori pusaran atau kumparan elektronik) menantang pembelajar berkomunikasi searah yang kurang bisa membantu meningkatkan konsentrasi. Sifat melit yang disebut juga ingin tahu (curionsity) pembelajar dimotivasi oleh aktivitas yang telah dilakukan. Pengalaman belajar akan memberi kesempatan untuk rnelakukan proses belajar berikutnya dan akan menimbulkan kreativitas sesuai dengan isi materi pelajaran.
3. Upaya memperbanyak arah komunikasi dan menerapkan banyak metode, media secara bervariasi dapat berdampak positif. Cara seperti itu juga akan memberi peluang memperoleh balikan untuk menilai efektivitas pembelajar itu. Ini dimaksud balikan tidak ditunggu sampai ujian akhir tetapi dapat diperoleh pembelajar dengan segera. Dengan demikian kesalahan-kesalahan dan kekeliruan dapat segera diperbaiki. Jadi, CBSA memberi alasan untuk dilaksanakan penilaian secara efektif, secara terus-menerus melalui tes akhir tatap muka, tes formatif dan tes sumatif.
4. Dilihat dari segi pemenuhan meningkatkan mutu pendidikan di LP’TK (Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidik) maka strategi dengan pendekatan CBSA layak mendapat prioritas utama. Dengan wawasan pendidikan sebagai proses belajar mengajar menggarisbawahi betapa pentingnya proses belajar mengajar yang tanggung jawabnya diserahkan sepenuhnya kepada pembelajar. Dalam hal ini materi pembelajar harus benar-benar dibuat sesuai dengan kemampuan berpikir mandiri, pembentukan kemauan si pembelajar. Situasi pembelajar mampu menumbuhkan kemampuan dalam memecahkan masalah secara abstrak, dan juga mencari pemecahan secara praktik.
3. Hakikat Pendekatan CBSA
            Siswa pada hakekatnya memiliki potensi atau kemampuan yang belum terbentuk secara jelas, maka kewajiban gurulah untuk merangsang agar mereka mampu menampilkan potensi itu. Para guru dapat menumbuhkan keterampilan-keterampilan pada siswa sesuai dengan taraf perkembangannya, sehingga mereka memperoleh konsep. Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan memproses perolehan, siswa akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Proses belajar-mengajar seperti inilah yang dapat menciptakan siswa belajar aktif.
Hakekat dari CBSA adalah proses keterlibatan intelektual-emosional siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang memungkinkan terjadinya:
o Proses asimilasi/pengalaman kognitif, yaitu: yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan
o Proses perbuatan/pengalaman langsung, yaitu: yang memungkinkan terbentuknya keterampilan
o Proses penghayatan dan internalisasi nilai, yaitu: yang memungkinkan terbentuknya nilai dan sikap
Walaupun demikian, hakekat CBSA tidak saja terletak pada tingkat keterlibatan intelektual-emosional, tetapi terutama juga terletak pada diri siswa yang memiliki potensi, tendensi atau kemungkinan kemungkinan yang menyebabkan siswa itu selalu aktif dan dinamis. Oleh sebab itu guru diharapkan mempunyai kemampuan profesional sehingga ia dapat menganalisis situasi instruksional kemudian mampu merencanakan sistem pengajaran yang efektif dan efisien.

Dalam menerapkan konsep CBSA, hakekat CBSA perlu dijabarkan menjadi bagian-bagian kecil yang dapat kita sebut sebagai prinsip-pninsip CBSA sebagai suatu tingkah laku konkret yang dapat diamati. Dengan demikian dapat kita lihat tingkah laku siswa yang muncul dalam suatu kegiatan belajar mengajar.
4. Prinsip-Prinsip Pendekatan CBSA
Prinsip CBSA adalah tingkah laku belajar yang mendasarkan pada kegiatan-kegiatan yang nampak, yang menggambarkan tingkat keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar baik intelektual-emosional maupun fisik, Prinsip-Prinsip CBSA yang nampak pada 4 dimensi sebagai berikut:
a. Dimensi subjek didik :
  • Keberanian mewujudkan minat, keinginan, pendapat serta dorongan-dorongan yang ada pada siswa dalam proses belajar-mengajar. Keberanian tersebut terwujud karena memang direncanakan oleh guru, misalnya dengan format mengajar melalui diskusi kelompok, dimana siswa tanpa ragu-ragu mengeluarkani pendapat.
  • Keberanian untuk mencari kesempatan untuk berpartisipasi dalam persiapan maupun tindak lanjut dan suatu proses belajar-mengajar maupun tindak lanjut dan suatu proses belajar mengajar. Hal mi terwujud bila guru bersikap demokratis.
  • Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan belajar sehingga dapat mencapai suatu keberhasilan tertentu yang memang dirancang oleh guru.
  • Kreatifitas siswa dalam menyelesaikan kegiatan belajar sehingga dapat mencapai suatu keberhasilan tertentu, yang memang dirancang oleh guru.
  • Peranan bebas dalam mengerjakan sesuatu tanpa merasa ada tekanan dan siapapun termasuk guru.
b. Dimensi Guru
  • Adanya usaha dan guru untuk mendorong siswa dalam meningkatka kegairahan serta partisipasi siswa secara aktif dalam proses belajar-mengajar.
  • Kemampuan guru dalam menjalankan peranannya sebagai inovator dan motivator.
  • Sikap demokratis yang ada pada guru dalam proses belajar-mengajar.
  • Pemberian kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan cara serta tingkat kemampuan masing-masing.
  • Kemampuan untuk menggunakan berbagai jenis strategi belajar-mengajar serta penggunaan multi media. Kemampuan mi akan menimbulkan lingkuñgan belajar yang merangsang siswa untuk mencapai tujuan.
c. Dimensi Program
  • Tujuan instruksional, konsep serta materi pelajaran yang memenuhi kebutuhan, minat serta kemampuan siswa; merupakan suatu hal yang sangat penting diperhatikan guru.
  • Program yang memungkinkan terjadinya pengembangan konsep maupun aktivitas siswa dalam proses belajar-mengajar.
  • Program yang fleksibel (luwes); disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
d. Dimensi situasi belajar-mengajar
  • Situasi belajar yang menjelmakan komunikasi yang baik, hangat, bersahabat, antara guru-siswa maupun antara siswa sendiri dalam proses belajar-mengajar.
  • Adanya suasana gembira dan bergairah pada siswa dalam proses belajar-mengajar.
5. Rambu-Rambu Pendekatan CBSA
Yang dimaksud dengan rambu-rambu CBSA adalah perwujudan prinsip-prinsip CBSA yang dapat diukur dan rentangan yang paling rendah sampai pada rentangan yang paling tinggi, yang berguna untuk menentukan tingkat CBSA dan suatu proses belajar-mengajar. Rambu-rambu tersebut dapat dilihat dari beberapa dimensi. Rambu-rambu tersebut dapat digunakan sebagai ukuran untuk menentukan apakah suatu proses belajar-mengajar memiliki kadar CBSA yang tinggi atau rendah. Jadi bukan menentukan ada atau tidak adanya kadar CBSA dalam proses belajar-mengajar. Bagaimanapun lemahnya seorang guru, namun kadar CBSA itu pasti ada, walaupun rendah.
a. Berdasarkan pengelompokan siswa
Strategi belajar-mengajar yang dipilih oleh guru harus disesuaikan dengan tujuan pengajaran serta materi tertentu. Ada materi yang sesuai untuk proses belajar secara individual, akan tetapi ada pula yang lebih tepat untuk proses belajar secara kelompok. Ditinjau dari segi waktu, keterampilan, alat atau media serta perhatian guru, pengajaran yang berorientasi pada kelompok kadang-kadang lebih efektif.
b. Berdasarkan kecepatan Masing-Masing siswa
Pada saat-saat tertentu siswa dapat diberi kebebasan untuk memilih materi pelajaran dengan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka masing-masing. Strategi ini memungkinkan siswa untuk belajar lebih cepat bagi mereka yang mampu, sedangkan bagi mereka yang kurang, akan belajar sesuai dengan batas kemampuannya. Contoh untuk strategi belajar-mengajar berdasarkan kecepatan siswa adalah pengajaran modul.
c. Pengelompokan berdasarkan kemampuan
Pengelompokan yang homogin dan didasarkan pada kemampuan siswa. Bila pada pelaksanaan pengajaran untuk pencapaian tujuan tertentu, siswa harus dijadikan satu kelompok maka hal ini mudah dilaksanakan. Siswa akan mengembangkan potensinya secara optimal bila berada disekeliling teman yang hampir sama tingkat perkembangan intelektualnya.
d. Pengelompokkan berdasarkan persamaan minat
Pada suatu guru perlu memberi kesempatan kepada siswa untuk berkelompok berdasarkan kesamaan minat. Pengelompokan ini biasanya terbentuk atas kesamaan minat dan berorientasi pada suatu tugas atau permasalahan yang akan dikerjakan.
e. Berdasarkan domein-domein tujuan
Strategi belajar-mengajar berdasarkan domein/kawasan/ranah tujuan, dapat dikelompokkan sebagai berikut:
§ Menurut Benjamin S. Bloom CS, ada tiga domein ialah:
1) Domein kognitif, yang menitik beratkan aspek cipta.
2) Domein afektif, aspek sikap.
3) Dornein psikomotor, untuk aspek gerak.
§ Gagne mengklasifikasi lima macam kemampuan ialah:
1) Keterampilan intelektual.
2) Strategi kognitif.
3) Informasi verbal.
4) Keterampilan motorik.
5) Sikap dan nilai.
CBSA dapat diterapkan dalam setiap proses belajar mengajar. Kadar CBSA dalam setiap proses belajar mengajar dipengaruhi oleh penggunaan strategi belajar mengajar yang diperoleh. Dalam mengkaji ke-CBSA-an dan kebermaknaan kegiatan belajar mengajar, Ausubel mengemukakan dua dimensi, yaitu kebermaknaan bahan serta proses belajar mengajar dan modus kegiatan belajar mengajar. Ausubel mengecam pendapat yang menganggap bahwa kegiatan belajar mengajar dengan modus ekspositorik, misalnya dalam bentuk ceramah mesti kurang bermakna bagi siwa dan sebaliknya kegiatan belajar mengajar dengan modus discovery dianggap selalu bermakna secara optimal. Menurutnya kedua dimensi yang dikemukakan adalah independen, sehingga mungkin saja terjadi pengalaman belajar mengajar dengan modus ekspositorik sangat bermakna dan sebaliknya mungkin saja terjadi pengalaman belajar mengajar dengan modus discovery tetapi tanpa sepenuhnya dimengerti oleh siswa. Yang penting adalah terjadinya asimilasi kognitif pengalaman belajar itu sendiri oleh siswa.

Quantum Teaching


1 .Quantum Teaching
Quantum teaching adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segaa nuansanya. Dalam Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalm lingkungan kelas. Interaksi yang menjadikan landasan dan kerangka untuk belajar. Dari uraian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa QuntumTeaching adalah orkrestasi bermacam-macam interaksi yang ada mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. `
2. Asas UtamaQuantumTeaching
Asas utama utama Quantum Teaching konsep “Bawalah dunia mereka kedunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Maksud asas utama ini memberi pengertian bahwa langkah awal yang harus dilakukan dalam pengajaran yaitu mencoba memasuki dunia yang dialami oleh peserta didik.
Cara yang dilakukan seorang pendidik untuk apa yang diajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni, rekreasi atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, maka dapat membawa mereka kedalam dunia kita dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu. “dunia kita” dipeluas mencakup tidak hanya para siswa, tetapi juga guru. Akhirnya dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam ini, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari kedalam dunia mereka dan menerapkannya pada situasi baru.
3.Prinsip-Prinsip QuantumTeaching
Prinsip-prinsip Quantum Teaching adalah struktur chort dasar dari simfoni. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
a. Segalanya Berbicara
Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa, tubuh, dari kelas yang bagaikan hingga rancangan pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang belajar.
b.Segalanya Bertujuan
Segalanya bertujuan dapat, digambarkan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam proses belajar mengajar memiliki tujuan tertentu. Suatu tujuan yang diharapkan tidak harus diuraikan dengan kata-kata dapat pula diwujudkan dan mencakup keseluruhan peristiwa yang terjadi dalam proses belajar mengajar itu sendiri.
c.Pengalaman SebelumPemberianNama
Otak manusia berkembang pesat dengan adanya rasa ingin tahu oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk yangmerekapelajari.
d. Akui Setiap Usaha
Belajar pada hakikatnya mengandung konsekuensi ketika peserta didik mulai melangkah untuk belajar yang bagaimanapun untuk setiap usaha dan pekerjaan untuk belajar yang dilakukan selalu dianggap perlu dan akan berpengaruh terhadap hasil pekerjaan yang lebih baik. Fungsi dari pengakuan akan berperan menciptakan perasaan nyaman dan poercaya diri. Disamping itu juga dapat menciptakan lingkungan paling baik untuk membantu mengubah diri menuju arah yang diinginkan.
e.Jika Layak Dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan
Perayaan merupakan ungkapan kegembiraan atas keberhasilan yang diperoleh. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuaan dan meningkatklan asosiasi emosi positif dengan belajar.

Quantum Teaching sebagai Terapi Startegis dalam Pembelajaran Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar. FKIP UNS. 2007. Kata kunci : apresiasi sastra, karya sastra, Pembelajaran apresiasi sastra akan mengantarkan anak didik ke dalam kemampuan berbahasa sampai pada tataran apresiasi, ekspresi, dan kreasi. Kekuatan karya sastra terletak pada pesan yang terkandung di dalamnya. Pesan yang disampaikan melalui karya sastra dapat sangat kuat dan lebih bersifat abadi jika dibandingkan dengan pesan secara harfiah. Terlebih lagi pada masa kini fenomena hilangnya tradisi bercerita (mendongeng), yang pada masa lalu dilakukan oleh kaum ibu sambil meninabobokkan anaknya di tempat tidur, saat itu anak-anak diperkenalkan dengan karya sastra hingga ke alam mimpi. Dengan fenomena hilangnya tradisi tersebut, maka pada masa kini, wahana perkenalan anak-anak dengan karya sastra diharapkan dapat terwujud melalui pembelajaran apresiasi sastra. Penelitian ini bermaksud menyajikan sebuah terapi terhadap pembelajaran apresiasi sastra di sekolah dasar yang selama ini menjadi sebuah pembelajaran tentang ilmu sastra dengan ditandai penyajian pengetahuan tentang sastra dalam porsi yang besar kepada murid sekolah dasar.
Hal inilah yang menyebabkan apresiasi sastra menjadi pembelajaran yang sukar dan tidak diminati murid. Dalam jangka panjang, hasil penelitian ini akan mewujudkan pembelajaran apresiasi sastra sesuai dengan hakikatnya. Hakikatnya dalam pembelajaran apresiasi sastra, murid berhak mendapatkan cheers (kepuasan) dan applause (kekaguman) yang selama ini tidak pernah diperoleh murid. Gejala ini muncul karena miskinnya guru akan model pembelajaran. Pemilihan quantum teaching dalam pembelajaran apresiasi sastra ini diharapkan dapat menjawab persoalan tersebut.